Bola.net - - Tak pelak lagi, Marc Marquez menjadi topik utama sepanjang pekan balap MotoGP Argentina berkat insidennya dengan Maverick Vinales di sesi latihan, begitu pula keputusannya untuk tak ambil risiko memakai ban kering seperti Jack Miller di sesi kualifikasi, dan tak ketinggalan, tiga hukuman yang ia dapat dalam sesi balap pada Minggu (8/4).
Tiga hukuman ini dijatuhkan oleh Race Direction (Badan Pengawas Balap) untuk tiga insiden berbeda yang dilakukan oleh Marquez, dan tak sedikit pihak yang berpendapat bahwa hukuman-hukuman ini kelewat lembek untuk membuatnya belajar tak gegabah.
Usai balap, rider Repsol Honda ini pun menemui para awak media dalam sesi jumpa pers di Sirkuit Termas de Rio Hondo dan mengisahkan sudut pandangnya sendiri mengenai tiga insiden tersebut.
RIDE THROUGH PENALTY
"Setiap rider yang mengalami mesin mati di grid, atau rider yang mengalami masalah lain, harus tetap di atas motor dan mengangkat tangannya. Tidak diperbolehkan untuk menunda start dengan alasan apapun... Rider dilarang mengendarai motor mereka ke arah berlawanan dengan sirkuit, baik di lintasan maupun di pit lane, kecuali melakukannya di bawah arahan dari seorang pengawas."
Demikianlah bunyi regulasi MotoGP soal kesulitan yang kemungkinan dialami seorang rider sesaat sebelum start, dan inilah yang terjadi pada Marquez di MotoGP Argentina, di mana mesin RC213V miliknya mati dan ia berusaha untuk melakukan bump start untuk kembali menyalakan mesinnya.
Mesin RCV Marquez pun berhasil kembali menyala, namun tindakannya jelas berlawanan dengan regulasi. Marquez turun dari motornya dan mendorongnya ke depan, dan usai mesin kembali menyala, ia justru kembali mengendarai motornya dan berbalik arah ke tempatnya semula. Atas alasan inilah Race Direction menjatuhinya ride through penalty.
Penjelasan Marquez:
Saat saya tiba di grid, saya mengalami masalah pada mesin. Mesinnya mati. Saya sudah mengangkat tangan, tapi tak ada orang di sana dan saya mulai mendorong motor dan beruntung motornya kembali menyala. Kemudian saya tak tahu apa yang harus saya lakukan.
Saya tahu, jika motor saya mati, saya harus keluar grid, tapi motor saya kembali menyala, dan saat marshal tiba saya bertanya padanya---karena ia terkait langsung dengan Race Direction, 'pit lane atau grid?'
Saat itu, ia tak tahu apa yang terjadi. Kemudian marshal itu melepas tangannya dari motor saya dan saya lihat marshal lain memberikan tanda ini (mengacungkan ibu jari). Mereka mulai menjauh dan saya paham bahwa saya harus kembali ke grid saya.
Kemudian kami memulai balapan dan di dasbor saya muncul tulisan 'ride through penalty', hal yang tak saya pahami karena jika satu marshal mengizinkan Anda, mengapa usai beberapa lap mereka bilang Anda tak boleh melakukannya dan harus melakukan ride through?
MUNDUR SATU POSISI
Berkat ride through penalty yang ia lakukan pada akhir Lap 7, Marquez pun memulai Lap 8 di posisi 19. Performa Marquez dan motornya tak pelak lagi dalam kondisi yang sangat prima, karena rider Spanyol ini mampu memperbaiki posisi dalam waktu yang cukup singkat. Sayang, ia melakukan beberapa manuver agresif saat menyalip beberapa rivalnya.
Pada Lap 10, ia berhasil mendekati rider Aprilia Racing Team Gresini, Aleix Espargaro dan segera berusaha menyalipnya di Tikungan 13. Espargaro hanya menyisakan sedikit ruang, dan Marquez tetap memaksa masuk di jalur dalam. Akibatnya, keduanya bersenggolan dan Espargaro melebar ke luar lintasan. Marquez pun dijatuhi hukuman mundur satu posisi.
Penjelasan Marquez:
Saya mulai ngotot usai ride through, dan mungkin kesalahan terbesar saya dalam balapan ini adalah saat bersama Aleix. Karena saya datang empat detik lebih cepat dan saya tak menyadari bahwa, jika Anda empat detik lebih cepat dari rider lain, maka situasinya sulit...
Saya mencoba 100% untuk menghindari kontrak dan saya meminta maaf (dengan gestur mengangkat tangan). Baiklah, saya mendapatkan hukuman soal itu. Saya bisa memahaminya dan mundur satu posisi dan main aman, lalu kembali naik dua posisi.
MUNDUR 30 DETIK
Performa garang Marquez pun masih berlanjut di lap-lap berikutnya. Usai bersenggolan dengan Espargaro, ia juga sempat melakukan manuver serupa kepada Takaaki Nakagami dan Franco Morbidelli. Insiden yang lebih kontroversial pun terjadi pada Lap 21, di mana ia bersenggolan dengan Valentino Rossi di Tikungan 13.
Insiden yang satu ini mirip dengan senggolannya dengan Espargaro, namun yang satu ini menyebabkan Rossi terjatuh dan harus puas finis di posisi 19. Race Direction pun akhirnya menjatuhkan hukuman 30 detik kepada Marquez, hingga meski melewati garis finis di posisi lima, ia dinyatakan finis di posisi 18.
Penjelasan Marquez:
Dengan Vale, saya tak merasa melakukan hal gila. Maksud saya, saya berada di tikungan itu dan harus memahami kondisi trek. Tentu garis balap di sana kering, tapi saya malah melaju di atas bagian yang basah, ban depan terkunci, melepas rem...
Oke, saya memang mengalami kontak dengannya, saya mencoba menoleh, dan saat saya lihat ia terjatuh saya mencoba meminta maaf (dengan gestur mengangkat tangan).
Tapi jika Anda lihat ulang, (Johann) Zarco dengan Dani (Pedrosa), (Danilo) Petrucci dengan Aleix (Espargaro)... maksud saya, hari ini memang berat. Tapi tak jadi masalah karena saya mengerahkan 100% dan tentu ini hari yang mengecoh.
Baca Juga:
- Rossi: Marquez Main Kotor, Minta Maaf demi 'Kamera'
- Rossi: Marquez Keterlaluan dan Abaikan Gengsi MotoGP
- Peringatkan Race Direction, Rossi: Marquez Pasti 'Bahagia'
- Valentino Rossi: Marc Marquez Hancurkan MotoGP
- Klasemen Sementara MotoGP 2018 Usai Seri Argentina
- Crutchlow Menangi MotoGP Argentina, Marquez Hujan Penalti
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Yamaha: Diskusi dengan Honda? Bukan Waktu yang Tepat!
Otomotif 9 April 2018, 16:40 -
'Marc Marquez Bukannya Tak Hormati Rider, Tapi...'
Otomotif 9 April 2018, 16:00 -
Lapor Race Direction, Bos Yamaha: Marquez Harus Dikoreksi!
Otomotif 9 April 2018, 15:15 -
Usai Senggol Jatuh Valentino Rossi, Marquez Mengaku Tak Salah
Otomotif 9 April 2018, 14:51 -
Disebut Rossi Hancurkan MotoGP, Marquez Bela Diri
Otomotif 9 April 2018, 14:10
LATEST UPDATE
-
Prediksi BRI Super League: Persita Tangerang vs Semen Padang 4 Oktober 2025
Bola Indonesia 3 Oktober 2025, 23:57 -
Cerita Unik Eks Pemain Akademi MU Gunakan ChatGPT untuk Nego Kontrak
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 23:21 -
Apa Alasan Jude Bellingham Tak Masuk Skuad Timnas Inggris Terbaru?
Piala Dunia 3 Oktober 2025, 22:58 -
Lamine Yamal Lagi-Lagi Cedera Tulang Kemaluan, Barcelona Dibuat Kelimpungan
Liga Spanyol 3 Oktober 2025, 22:35 -
Daftar Skuad Timnas Inggris Terbaru: Tanpa Bellingham, Foden, dan Grealish
Piala Dunia 3 Oktober 2025, 21:46 -
Blak-Blakan! Ini Pengakuan Antony Soal Perlakuan Tidak Menyenangkan di MU
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 20:55 -
Membership Eksklusif Beauty & Wellness Hadir Lagi di FimelaXclusive Batch 3!
Lain Lain 3 Oktober 2025, 20:02 -
Eliano Reijnders Optimistis Timnas Indonesia Bisa Tembus Piala Dunia 2026
Tim Nasional 3 Oktober 2025, 18:39 -
Jadwal Liga Inggris Pekan Ini Live di SCTV, MOJI, dan Vidio, 4-5 Oktober 2025
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 17:47 -
Hansi Flick Dorong Barcelona Rekrut Bintang Bayern Sebelum Liverpool
Liga Spanyol 3 Oktober 2025, 17:32 -
Dilema Kiper Inter Milan: Dua dari Tiga Penjaga Gawang Kontraknya Segera Berakhir
Liga Italia 3 Oktober 2025, 17:09 -
Jadwal Lengkap Premier League 2025/2026 Live di SCTV dan Vidio
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 17:03
LATEST EDITORIAL
-
5 Pemain Manchester United yang Bakal Diuntungkan Jika Ruben Amorim Dipecat
Editorial 3 Oktober 2025, 15:31 -
7 Pemain yang Mampu Cetak Lebih dari 800 Gol, Ronaldo Nomor 3
Editorial 3 Oktober 2025, 15:04 -
7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selamat Jika Pindah Januari
Editorial 2 Oktober 2025, 14:29
KOMENTAR