5 Gelandang Terbaik Berusia di Atas 30 Tahun

Bola.net - Bola.net - Gelandang kerap mengendalikan permainan sepakbola dari lini tengah. Menghubungkan pertahanan dan serangan, para pemain ini sering bertanggung jawab untuk mengatur tempo bagi timnya masing-masing.

Semua tim terbaik di dunia biasanya memiliki satu pemain di lini tengah yang mampu membuat perbedaan dengan aksinya di lapangan. Meski pemain berikut ini semuanya berusia di atas 30 tahun, tidak ada yang meragukan kemampuannya dan masih mampu membuat perbedaan untuk timnya.

Berikut ini lima gelandang terbaik berusia di atas 30 tahun seperti dilansir Sportskeeda.

Arturo Vidal

Arturo Vidal

Usia: 30 tahun

Salah satu gelandang paling konsisten dalam beberapa musim terakhir, Arturo Vidal dari Bayern Munchen dikenal karena penampilannya seperti petarung di lini tengah baik untuk klub maupun negaranya.

Sangat kuat dan tidak takut berduel dengan lawan, Vidal adalah salah satu gelandang paling lengkap dan mampu bermain sebagai gelandang bertahan, gelandang tengah atau bahkan sebagai gelandang serang.

Setelah bermain di Juventus bersama dengan Andrea Pirlo dan Claudio Marchisio, Vidal kembali ke Bundesliga dan mampu memberikan kontribusi yang sama baiknya dalam bertahan maupun menyerang.

Salah satu nama penting di tim asuhan Carlo Ancelotti, pemain asal Chili sepertinya akan kembali tampil cemerlang bersama raksasa Bavaria tersebut.

Blaise Matuidi

Blaise Matuidi

Usia: 30 tahun

Salah satu pembelian terbaik di bursa transfer musim panas, pemain baru Juventus ini dengan cepat telah menyatu dengan lingkungan barunya dan sudah menunjukkan mengapa dia sangat dihargai oleh rekan-rekannya.

Matuidi sangat ahli merebut bola kembali dan memulai serangan timnya. Pemain Prancis juga diberkahi dengan stamina yang luar biasa dan sering menciptakan ruang dengan menarik lawan keluar dari posisi.

Disaat pemain-pemain seperti Paulo Dybala, Giorgio Chiellini dan Gonzalo Higuain mendapatkan banyak perhatian, kedatangan Matuidi tahun ini bisa membantu Juventus mengambil langkah ekstra dan akhirnya memenangkan kompetisi utama Eropa musim ini.

Cesc Fabregas

Cesc Fabregas

Usia: 33 tahun

Mungkin bukan pemain utama di tim asuhan Antonio Conte namun masih mampu menghasilkan momen ajaib, Cesc Fabregas berharap bisa mengembalikan statusnya sebagai playmaker utama Chelsea musim ini.

Sebagai gelandang kreatif, pemain Spanyol sering membantu Chelsea membongkar pertahanan lawan dan mendominasi penguasaan bola melawan tim-tim yang lebih kecil.

Setelah menyesuaikan diri dengan sistem Conte musim lalu, Fabregas yakin bisa memiliki dampak yang lebih besar musim ini. Fabregas masih tetap masuk dalam rencana Conte dan fans Chelsea tentu bersyukur sang pemain memutuskan bertahan di Stamford Bridge.

Andres Iniesta

Andres Iniesta

Usia: 33 tahun

Salah satu legenda sejati dalam sepakbola, Andres Iniesta, bahkan di 33 tahun masih menjadi salah satu gelandang terbaik di planet ini. Setelah musim 2016/17 yang relatif buruk dengan standarnya yang tinggi, pemain Spanyol tersebut tampil mengesankan di musim ini dan dia akan terus berusaha membantu Barcelona mencapai target mereka.

Diberkahi dengan visi yang sangat baik dan kemampuan dribbling yang hebat, Iniesta menjadi arsitek kesuksesan Barcelona dan sering tampil sangat memukau di atas lapangan.

Selain itu, Iniesta juga mampu menunjukkan permainan terbaiknya di panggung besar. Satu-satunya pemain yang menjadi pemain terbaik dalam pertandingan di final Piala Dunia dan Liga Champions, kapten Barcelona itu tentu masih sanggup bermain beberapa tahun lagi.

Luka Modric

Luka Modric

Usia: 32 tahun

Real Madrid adalah tim yang penuh superstar. Cristiano Ronaldo, Gareth Bale dan Isco akan selalu memiliki tempat di tim Real Madrid. Namun, ketika mereka menghadapi tim yang bertahan rapat, mereka selalu bisa mengandalkan Luka Modric untuk memecah kebuntuan.

Disaat pemain seperti Cristiano Ronaldo memainkan peran besar di Liga Champions Madrid dan La Liga musim lalu, Modric sudah jelas merupakan pemain yang paling penting dari skuat besutan Zinedine Zidane.

Kemampuan pemain Kroasia mengoper bola dan menggiring bola melewati lawan dengan mudah membuatnya menjadi aset berharga dan Modric menunjukkan kelasnya dengan penampilan yang luar biasa di final Liga Champions melawan Juventus.