
Bola.net - Reaksi emosional ditunjukkan oleh Gennaro Gattuso usai Timnas Italia meraih kemenangan dramatis 5-4 atas Israel. Meski berhasil mengamankan tiga poin, sang pelatih justru terlihat sangat tidak puas dengan performa anak asuhnya.
Laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 tersebut berjalan bak roller coaster yang menguras tenaga dan emosi. Italia harus dua kali tertinggal sebelum akhirnya mengunci kemenangan lewat gol di menit-menit akhir.
Di balik pesta 10 gol yang dicetak dalam dua laga debutnya, Gattuso menyoroti rapuhnya lini pertahanan. Ia tanpa ragu menyebut timnya kebobolan gol-gol konyol yang seharusnya tidak perlu terjadi.
Kini, sang allenatore dihadapkan pada pekerjaan rumah yang besar. Ia harus segera membenahi kerapuhan tim jika ingin membawa Italia melangkah ke Piala Dunia 2026.
Tersiksa Melihat Italia
Bagi Gennaro Gattuso, pertandingan melawan Israel terasa seperti sebuah siksaan. Ia mengaku sangat terkuras secara emosional melihat jalannya laga yang penuh dengan drama.
"Hari ini seperti pembunuhan," ungkap Gattuso yang tampak kelelahan.
Ia bahkan tidak ragu untuk melabeli laga tersebut sebagai yang paling gila sepanjang karier kepelatihannya. Menurutnya, para pemain terlalu gegabah dalam menerapkan strategi permainan.
"Ini adalah pertandingan paling gila yang pernah saya alami sebagai pelatih, tetapi ini adalah masalah saya dan bukan masalah para pemain. Jika kita ingin bermain dengan cara tertentu, kita harus menjadi lebih baik dalam hal ini," ujarnya.
"Kami gila karena secara sistematis terus menyerang, itulah yang ditunggu-tunggu oleh Israel, mereka menghantam kami melalui serangan balik setiap saat. Kami seharusnya bisa bertahan lebih dalam saat sedang unggul," lanjut Gattuso.
Italia Masih Butuh Perbaikan
Di tengah kritik tajam terhadap performa tim, Gattuso menunjukkan jiwa ksatria. Ia secara terbuka mengambil tanggung jawab penuh atas rapuhnya permainan Gli Azzurri.
"Kami adalah tim yang gila, karena kami terlalu rapuh, kami kebobolan gol-gol konyol dengan terlalu mudah," sebutnya.
Gattuso menegaskan bahwa masalah ini adalah pekerjaan rumah baginya dan jajaran staf pelatih. Ia tidak ingin menyalahkan para pemain atas apa yang terjadi di atas lapangan.
"Para pemain tahu itu, tetapi ini adalah masalah saya, bukan masalah mereka. Kita berasal dari kultur sepak bola yang mengandalkan referensi, tetapi kita harus bekerja untuk menjadi tim yang mandiri terlebih dahulu," jelasnya.
Puji Mentalitas Baja, Kritik Pertahanan Konyol
Di satu sisi, Gattuso memuji habis-habisan kekuatan mental para pemainnya. Ia salut dengan bagaimana tim selalu mampu bangkit setelah dua kali berada dalam posisi tertinggal.
"Para pemain pantas mendapatkan pujian karena selalu bereaksi terhadap setiap tamparan di wajah," kata Gattuso.
Namun di sisi lain, ia kembali menggarisbawahi masalah krusial di lini pertahanan. Baginya, soliditas adalah hal yang tidak bisa ditawar lagi bagi tim sekelas Italia.
"Tidak dapat dipungkiri bahwa kami tidak boleh kebobolan gol semudah yang kami lakukan hari ini. Ini bukan kritik untuk para pemain kami, saya dan staf saya harus memperbaiki dan mengusahakannya sesegera mungkin," tegasnya.
"Ini adalah tim yang tidak boleh kekurangan soliditas," imbuh sang pelatih.
Merendah Saat Dibandingkan Sandro Tonali
Dalam sesi wawancara, Gattuso juga sempat merespons pernyataan Sandro Tonali yang menyebutnya sebagai pahlawan masa kecil. Dengan rendah hati, ia justru melontarkan pujian balik kepada gelandang Newcastle United itu.
"Sandro secara teknis jauh lebih baik daripada saya, saya memiliki kualitas yang jauh lebih sedikit," aku Gattuso.
Ia menilai dirinya mungkin hanya sedikit lebih unggul dalam hal pemahaman taktik. Namun, ia yakin Tonali dan para gelandang lainnya berada di jalur yang tepat untuk terus berkembang.
"Mungkin saya sedikit lebih baik secara taktik, tetapi dia masih terus belajar. Locatelli, Barella, semua yang ada di skuad ini saling membantu dan belajar," tuturnya.
"Mereka tahu apa yang perlu dilakukan, saya hanya bisa berterima kasih atas usaha mereka," tutup Gattuso.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Israel vs Italia: Matteo Politano Sampai Lupa Kapan Terakhir Cetak Gol untuk Azzurri
Piala Dunia 9 September 2025, 09:54 -
Gattuso Ngamuk Meski Italia Menang 5-4: Ini Gila, Pertahanan Kita Konyol!
Piala Dunia 9 September 2025, 05:10
LATEST UPDATE
-
Dua Gol Haaland Tak Cukup Selamatkan Man City, Pertanda Belum Bisa Bangkit?
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 06:59 -
Kevin De Bruyne Bungkam Kritik dengan 7 Sentuhan Ajaib di Liga Champions
Liga Champions 3 Oktober 2025, 06:49 -
Kylian Mbappe: Pemain dengan Kaki Api, Bebas Bergerak, dan Sangat Berbahaya!
Piala Dunia 3 Oktober 2025, 05:51 -
Alisson Becker Cedera Parah, Liverpool Kehilangan Kiper Utama Cukup Lama!
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 05:46 -
Terungkap! MU Hampir Bawa Pulang Solskjaer Sebelum Tunjuk Amorim sebagai Pelatih
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 05:41 -
David Silva Ungkap Impian Besar untuk Pep Guardiola, Apa Itu?
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 05:36 -
Frank Lampard Angkat Coventry City, Dari Tim Terlupakan Jadi Penantang Promosi
Liga Inggris 2 Oktober 2025, 23:38
LATEST EDITORIAL
-
7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selamat Jika Pindah Januari
Editorial 2 Oktober 2025, 14:29 -
5 Top Skor Sepanjang Masa Liga Champions, Mbappe Mulai Mendekat
Editorial 2 Oktober 2025, 13:55
KOMENTAR