AC Milan dan Kutukan Striker: Analisis Data, Realita, dan 3 Penyebab Utama Macetnya Produktivitas Gol

AC Milan dan Kutukan Striker: Analisis Data, Realita, dan 3 Penyebab Utama Macetnya Produktivitas Gol
Pemain AC Milan, Christian Pulisic, bereaksi setelah gagal memanfaatkan peluang dalam pertandingan Serie A antara Parma dan AC Milan di Parma, Italia, Sabtu, 8 November 2025 (c) Massimo Paolone/LaPresse via AP

Bola.net - AC Milan kembali menjadi bahan perbincangan terkait efektivitas investasi mereka pada posisi striker, sebuah masalah panjang yang terasa seperti kisah tanpa akhir. Di balik pencapaian positif dalam beberapa musim terakhir, performa sektor penyerang tengah masih jauh dari standar klub yang pernah melahirkan nama besar seperti Marco van Basten, Andriy Shevchenko, hingga Filippo Inzaghi.

Kesuksesan dalam menemukan penyerang tajam tampak semakin langka meskipun AC Milan tidak sedikit mengeluarkan dana besar untuk menghadirkan nama-nama yang dianggap berprospek tinggi. Perbandingan antara keberhasilan dan kegagalan menunjukkan gap yang signifikan sehingga mengundang evaluasi mendalam.

Pada musim ini, peran lini depan belum memberi dampak signifikan meski AC Milan hanya terpaut dua poin dari puncak klasemen. Rafael Leao dan Christian Pulisic masih menjadi tumpuan kontribusi gol, sementara Santiago Gimenez dan Christopher Nkunku belum mencatatkan gol di liga meski keduanya diboyong dengan nilai total lebih dari €70 juta (sekitar Rp1,2 triliun).

Pertanyaannya bukan hanya mengenai kegagalan individu, tetapi juga mengapa tren ini terus berulang. Apakah AC Milan tidak tepat dalam scouting, atau problem berasal dari faktor sistemik sepak bola Italia?

1 dari 5 halaman

Catatan Produktivitas Gol AC Milan yang Menurun

Serie A 2023/2024: Olivier Giroud usai cetak gol dalam pertandingan AC Milan vs Salernitana di pekan 38 (c) Instagram/acmilan

Serie A 2023/2024: Olivier Giroud usai cetak gol dalam pertandingan AC Milan vs Salernitana di pekan 38 (c) Instagram/acmilan

Sudah 13 tahun AC Milan tidak memiliki striker yang mampu mencetak lebih dari 20 gol di Serie A. Nama terakhir yang melampauinya adalah Zlatan Ibrahimovic pada musim 2011/12 dengan 28 gol. Setelah era tersebut, daftar top skor klub tiap musim sebagai berikut:

  • 2012/13: Stephan El-Shaarawy (16 Gol)
  • 2013/14: Mario Balotelli (14 Gol)
  • 2014/15: Jeremy Menez (16 Gol)
  • 2015/16: Carlos Bacca (18 Gol)
  • 2016/17: Carlos Bacca (16 Gol)
  • 2017/18: Patrick Cutrone (10 Gol)
  • 2018/19: Krzysztof Piatek (9 Gol)
  • 2019/20: Ante Rebic (11 Gol)
  • 2020/21: Zlatan Ibrahimovic (15 Gol)
  • 2021/22: Olivier Giroud, Rafael Leao (11 Gol)
  • 2022/23: Rafael Leao (15 Gol)
  • 2023/24: Olivier Giroud (15 Gol)
  • 2024/25: Christian Pulisic (11 Gol)

Carlos Bacca menjadi pemain terdekat dengan 18 gol setelah didatangkan dari Sevilla pada 2015 dengan nilai €30 juta (sekitar Rp517 miliar).

2 dari 5 halaman

AC Milan: Investasi Mahal, Efektivitas Minim

Ekspresi Santiago Gimenez usai AC Milan dikalahkan Cremonese  di San Siro, Minggu (24/08/2025). (c) AP Photo/Luca Bruno

Ekspresi Santiago Gimenez usai AC Milan dikalahkan Cremonese di San Siro, Minggu (24/08/2025). (c) AP Photo/Luca Bruno

Sejak 2017, total €169 juta (sekitar Rp2,9 triliun) telah digelontorkan khusus untuk sektor penyerang, tetapi hasilnya tidak menunjukkan konsistensi.

  • Nikola Kalinic: €27,5 juta (Rp474 miliar)
  • Andre Silva: €38 juta (Rp655 miliar)
  • Krzysztof Piatek: €35 juta (Rp603 miliar)
  • Zlatan Ibrahimovic: Gratis
  • Olivier Giroud: €1 juta (Rp17 miliar)
  • Charles De Ketelaere: €37,5 juta (Rp646 miliar)
  • Santiago Gimenez: €30 juta (Rp517 miliar)

Sebagai perbandingan, di periode yang sama, Inter Milan mampu mendapatkan striker yang langsung memberikan kontribusi: Romelu Lukaku, Lautaro Martinez, Edin Dzeko, hingga Marcus Thuram.

3 dari 5 halaman

3 Faktor Utama Penyebab Kegagalan Striker AC Milan

Christopher Nkunku. (c) dok. acmilan.com

Christopher Nkunku. (c) dok. acmilan.com
  1. Karakter Serie A yang lebih taktis: Pertahanan rapat, ruang tembak minim, hingga pendekatan pragmatis membuat striker kesulitan berkembang secara instan.
  2. Menyusutnya jumlah nomor 9 murni: Fase evolusi taktik yang memunculkan false 9 membuat tipe penyerang klasik semakin langka.
  3. Keterbatasan finansial: Harga penyerang elite kini berada pada level yang tak lagi terjangkau klub Italia.
  • Rasmus Hojlund: €75 juta (Rp1,2 triliun)
  • Benjamin Sesko: €80 juta (Rp1,3 triliun)
  • Joshua Zirkzee: €50 juta (Rp862 miliar)
  • Alexander Isak: €150 juta (Rp2,5 triliun)
4 dari 5 halaman

AC Milan dan Pertanyaan Besar yang Menggantung

Pemain AC Milan, Rafael Leao, mencetak gol melalui titik penalti dalam pertandingan Serie A antara Parma dan AC Milan di Parma, Italia, Sabtu, 8 November 2025 (c) Massimo Paolone/LaPresse via AP

Pemain AC Milan, Rafael Leao, mencetak gol melalui titik penalti dalam pertandingan Serie A antara Parma dan AC Milan di Parma, Italia, Sabtu, 8 November 2025 (c) Massimo Paolone/LaPresse via AP

Jika evolusi false 9 lahir dari Pep Guardiola dan Luciano Spalletti, mengapa hanya Maurizio Sarri yang benar-benar memaksimalkan peran tersebut lewat Dries Mertens di Napoli? Apakah AC Milan terjebak pada tren taktik yang belum sepenuhnya selaras dengan karakter Serie A?

Pada akhirnya, pertanyaan terbesar dalam benak Milanisti tetap sama: siapa penyerang berikutnya? Pertanyaan itu terdengar familiar, seperti bab lama yang terus dibuka kembali.

Sumber: Sempre Milan


BERITA TERKAIT

KOMENTAR

BERIKAN KOMENTAR

LATEST UPDATE

LATEST EDITORIAL