
Bola.net - Eks pembalap MotoGP sekaligus lima kali juara dunia, Jorge Lorenzo, mengakui bahwa hubungannya dengan Valentino Rossi memang buruk saat masih bertandem di tim pabrikan Yamaha. Namun, lewat Motosan, Jumat (31/12/2021), Lorenzo menegaskan selalu ada rasa hormat di antara mereka.
Rossi dan Lorenzo bertandem pada 2008-2010 dan 2013-2016. Kehadiran Lorenzo kala itu membuat Rossi marah pada Yamaha, karena merasa sebagai rider nomor satu di tim itu. Tembok pembatas garasi bahkan dipasang di garasi, karena keduanya tak ingin bekerja sama, apalagi mereka pakai pabrikan ban berbeda.
Mereka pun kerap menjalani duel-duel yang sangat menarik dan menegangkan. Salah satu yang paling dikenang sampai saat ini adalah duel mereka di MotoGP Catalunya 2009, ketika Rossi mengalahkan Lorenzo tepat di tikungan terakhir usai berkali-kali saling salip dalam tiga lap menuju finis.
Dua Ayam Jago di Kandang yang Sama

Meski begitu, Lorenzo mensinyalir bahwa ia dan Rossi memang tak pernah berpura-pura. Keduanya tahu mereka sama-sama merupakan pembalap tangguh, dan hal ini membuat mereka saling menghormati. Tapi Lorenzo juga tak memungkiri, ada kalanya mereka harus berdebat soal sesuatu karena merasa paling benar.
"Selalu ada rasa hormat yang tinggi di antara kedua belah pihak, karena kami sama-sama tahu bahwa kami sama-sama rider yang sangat baik. Namun, memang tak selalu ada sikap profesional atau atmosfer yang menyenangkan. Di Yamaha, kami ini dua ayam jago di kandang yang sama," tuturnya.
Uniknya, hubungan Rossi dan Lorenzo justru jadi sangat baik tiap kali tak setim. Contohnya saat Rossi pindah ke Ducati pada 2011 dan 2012 dan Lorenzo pindah ke Ducati pada 2017 dan 2018. Keduanya selalu saling puji ketika sama-sama tampil apik, bahkan tak malu-malu saling bergurau di hadapan publik.
Kini Tak Perlu Rebutan Lagi

Pada awal 2020, Rossi juga yang mendorong Yamaha untuk menjadikan Lorenzo sebagai test rider, mengingat Por Fuera sampai kini masih dianggap sebagai pawang terbaik YZR-M1. Kini, keduanya juga sudah sama-sama pensiun, dan semakin menunjukkan keakraban.
Salah satu buktinya adalah ketika Rossi mengundang Lorenzo untuk ikut balapan dalam La 100km dei Campioni di Motor Ranch pada Desember lalu. "Semakin kami berjauhan, semakin baik untuk kami. Ketika salah satu dari kami pindah ke Ducati, atmosfer hubungan kami jadi lebih baik," kisah Lorenzo.
"Kini kami juga sama-sama pensiun, segalanya jadi sangat berbeda. Kami tak lagi harus memperebutkan apa pun. Saat saya berkunjung ke The Ranch, ia memberikan beberapa detail agar saya berkendara senyaman mungkin. Saya pun sangat berterima kasih atas itu semua," pungkas pria berusia 34 tahun asal Spanyol ini.
Sumber: Motosan
Baca Juga:
- Ponsel Hilang di Gurun, Penyebab Danilo Petrucci Gagal Penuhi Stage 2 Reli Dakar 2022
- Lorenzo: Marquez Bisa Tambah Gelar, Tapi Takkan Samai Karisma Rossi
- Raul Fernandez Masih Belum Bisa Percaya Akhirnya Naik Kelas ke MotoGP
- Jack Miller: Casey Stoner Itu Legenda, Jangan Bandingkan Saya Dengannya
- Kecelakaan Motor, Pria Italia Sadar dari Koma usai 'Dibangunkan' Marco Simoncelli
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Jorge Lorenzo: Trek Valentino Rossi Bagaikan Disneyland bagi Pembalap Motor
Otomotif 5 Januari 2022, 15:10
-
Kangen Aksi Valentino Rossi? Jangan Lewatkan Gulf 12 Hours 2022, Ini Jadwalnya
Otomotif 5 Januari 2022, 11:55
-
Jorge Lorenzo: Saya dan Valentino Rossi Harus Berjauhan agar Bisa Akur
Otomotif 5 Januari 2022, 10:25
-
Lorenzo: Marquez Bisa Tambah Gelar, Tapi Takkan Samai Karisma Rossi
Otomotif 4 Januari 2022, 15:20
LATEST UPDATE
-
Kabar Buruk untuk Arsenal, Pemulihan Kai Havertz Alami Kemunduran
Liga Inggris 19 November 2025, 02:20
-
Arsenal Buka Peluang Lepas 4 Pemain di Bursa Transfer Januari, Siapa Saja?
Liga Inggris 19 November 2025, 00:56
-
Manchester United Bisa Jual Marcus Rashford dan Kobbie Mainoo untuk Patuhi PSR
Liga Inggris 19 November 2025, 00:30
-
3 Opsi Pengganti Mohamed Salah di Liverpool, Termasuk Pemain dari Klub Rival
Liga Inggris 19 November 2025, 00:00
-
Lupakan Ronaldo, Bruno Fernandes Buktikan Jadi Pemain Paling Penting di Timnas Portugal
Piala Dunia 18 November 2025, 23:41
-
Analisis Calon Pengganti Robert Lewandowski: Menimbang 4 Kandidat Ideal untuk Barcelona
Liga Spanyol 18 November 2025, 23:22
-
Kiper Persis Solo Gianluca Pandeynuwu Ukir Sejarah di BRI Super League 2025/2026
Bola Indonesia 18 November 2025, 23:11
-
Benjamin Sesko Absen Kontra Everton, Kembalinya Diperkirakan Desember
Liga Inggris 18 November 2025, 22:46
-
Blunder Pemain Naturalisasi Malaysia Saat Sidang FIFA: Salah Sebut Asal Nenek
Tim Nasional 18 November 2025, 22:37
-
2 Laga Timnas Indonesia U-22 vs Mali: Kalah di Laga Pertama, Imbang di Laga Kedua
Tim Nasional 18 November 2025, 22:36
-
Bermain Api: Risiko Besar Perlakuan Tuchel pada Bellingham di Timnas Inggris
Piala Dunia 18 November 2025, 21:51
-
Calhanoglu dan Misi 'Anti-Modric': Kunci Taktik Chivu Menghadapi Panasnya Derby Milan
Liga Italia 18 November 2025, 21:02
-
Adrien Rabiot dan Dilema Derby: Analisis Kebugaran, Strategi, dan Alternatif AC Milan
Liga Italia 18 November 2025, 20:08
LATEST EDITORIAL
-
4 Pemain yang Bisa Didatangkan Liverpool di Januari untuk Selamatkan Musim
Editorial 19 November 2025, 01:56
-
3 Bintang Manchester United yang Bisa Ditukar dengan Antoine Semenyo
Editorial 19 November 2025, 01:37
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55
























KOMENTAR